Hidup

Ingin Bisa Melakukan Segalanya? Emang Bisa?

Pandemi virus Corona (Covid-19) sukses bikin banyak orang terpaksa kerja dari rumah. Ya, mending cari amannya aja, deh. Selain ikutan #WFH (work from home), saya kembali melakukan hobi yang dulu pernah saya lakukan dari kecil hingga remaja.

Nonton TV.

Lebih tepatnya sih, nonton cable TV, gak peduli udah banyak yang beralih ke Netflix atau semacamnya. Ya, masalah pilihan dan prioritas. Salah satu serial TV favorit saya adalah “9-1-1”. Di musim ketiga penayangannya ini, ada sepotong cerita dalam satu episode yang bikin saya tergugah.

Dalam hidup, kita sering mendambakan hidup yang antara harapan dan kenyataannya sejalan. Namun, tidak semudah itu. Ingin melakukan segalanya, tapi ada rintangan atau hambatan atau keterbatasan. Ini yang saya dapatkan dari episode ini.

Ingin Bisa Semua, Tapi Punya Keterbatasan?

Sewaktu kecil, mungkin kita pernah mempunyai keinginan seperti ini. Maunya serba bisa, seperti pahlawan super di film-film laga atau si jenius di film-film drama ber-setting sekolah.

Bayangin kalo bisa kejadian beneran, mungkin kamu udah ngehits banget di antara temen-temenmu di sekolah. Jago olahraga iya, pinter di semua mata pelajaran juga iya.

Siapa coba, yang nggak mau? Hidup rasanya mungkin lebih sempurna.

Eh, emangnya bisa??? Seringkali, antara harapan dan kenyataan gak sejalan kan? Namun, bukan berarti kita gak bisa melakukan segalanya dalam hidup ini.

Oke, sebelum lanjut, saya peringatkan dulu, ya – awas spoiler! buat yang belum nonton.

Keterbatasaan dalam Serial 911

Dalam episode berjudul “Fools” di “9-1-1”, pemadam kebakaran sekaligus ayah tunggal, Eddie Diaz (Ryan Guzman) sempat naik pitam pada guru dan pihak sekolah saat putranya, Christopher (Gavin McHugh) cedera karena jatuh dari skateboard yang dipinjamnya dari teman sekelas.

melakukan segalanya dalam hidup
Inginnya sih, antara harapan dan kenyataan dalam hidup itu sejalan…

Masalahnya, Chris menderita cerebral palsy (kelainan pada otot dan sendi), sehingga tidak bisa berdiri seimbang tanpa bantuan sepasang tongkat.

Ternyata, Christopher mengaku bahwa dia sendiri-lah yang ingin mencoba naik skateboard. Tidak hanya malu karena jatuh di depan orang banyak, Chris juga kecewa karena merasa dibohongi ayahnya sendiri. Ayahnya memang pernah meyakinkan Chris kalau dia bisa melakukan apa pun.

Antara Harapan dan Kenyataan dalam Hidup

Sekilas, mungkin kita akan mudah menyalahkan Eddie yang seakan menjanjikan Christopher sesuatu yang mustahil. Padahal, niat Eddie sebenarnya hanyalah ingin menyemangati sang putra.

Agar nggak minder dengan kondisinya dan tetap bersemangat menjalani hari-hari di sekolah seperti anak-anak lain seumurnya.

Eddie hanya ingin Chris tetap berusaha mandiri, meskipun dengan keterbatasan fisiknya.

Intinya, jangan pernah takut gagal sebelum mencoba. Berbeda juga nggak berarti (patut) dicela, kok.

Hanya Bisa Beberapa, Gak Semuanya? Ya, Gak Apa-apa Juga, Kok!

Saya ingat sebuah percakapan dengan Mama beberapa tahun lalu. Seorang kenalan beliau pernah berusaha membetulkan segala sesuatu di rumahnya (terutama karena termakan anggapan bahwa “laki-laki harus bisa ilmu pertukangan, karena sudah dari sononya”.)

Hasilnya? Ada yang bisa dikerjakan, ada yang kacau balau sampai akhirnya kenalan Mama menyerah dan memanggil tukang yang lebih berpengalaman. Ada sedikit rasa malu yang dirasakan lelaki itu.

“Manusia emang ditakdirkan untuk bisa melakukan banyak hal, tapi bukan berarti bisa melakukan semuanya – apalagi sendirian.”

Kami berdua sepakat untuk hal itu. Begitu pula dengan kesimpulan dari tragedi skateboard Christopher dalam serial “9-1-1”. Akhirnya, sebagai ayah yang sportif, Eddie pun mengaku salah pada Christopher. Eddie memberi pemahaman baru pada putranya, bahwa manusia tidak mungkin bisa melakukan semuanya.

Kadangkala, Keterbatasan adalah Rem untuk Kita

Salah satu guru sekolah Chris, mengingatkan Eddie bahwa kadang keterbatasan seseorang berfungsi sebagai rem kendali. Kita harus tahu kapan waktunya menyerah, berhenti, dan memutuskan untuk mencoba hal lain yang lebih memungkinkan.

keterbatasan dalam hidup
Antara harapan dan kenyataan dalam hidup tidak sejalan karena adanya keterbatasan.

Memang sih, sebaiknya juga jangan mudah menyerah hanya karena takut gagal. Tapi, kalo sudah mencoba lebih dari tiga kali dan masih gagal juga, bisa jadi peranmu bukan di situ.

Lebih baik alihkan energi untuk kegiatan lain yang benar-benar kamu bisa dan juga suka. Toh, bukan berarti kamu kalah hebat dengan mereka yang sepertinya bisa melakukan banyak hal, terutama hal-hal yang sebenarnya kamu inginkan.

Jangan Menyerah, Jangan Merasa Kerdil Kalau Antara Harapan dan Kenyataan Tidak Sejalan

Kenapa harus merasa kerdil, hanya karena kamu tidak bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukan orang lain? Siapa tahu, ada keahlianmu yang sama sekali tidak bisa mereka kerjakan.

Sudah jelas, bukan? Keterbatasan setiap manusia adalah alasan manusia tetap butuh sesamanya. Selain tetap saling terkoneksi, harusnya kita juga bisa lebih mawas diri dan tetap rendah hati.

Gimana dengan kamu? Apa yang bikin kamu sadar bahwa kamu nggak selalu bisa melakukan semuanya sendirian?

RR.

Leave a Reply